Gema takbir berkumandang malam itu menandakan ramadhan tlah usai. Ada rasa nyeri di relung hati tatkala ku turut melafazkan keagungan Allah. Bukan karena tak suka tapi rasa itu karena idul fitri kali ini adalah lebaran pertama tanpa ibu.
Ya..ibuku pergi menghadap Illahi tepat 5 bulan yang lalu. Seperti mimpi kami melewatkan ramadhan dan lebaran tanpa kehadiran beliau.
Kenangan bertahun-tahun silam seakan terbayang dan berputar di pikiran. Biasanya kami berkumpul di rumah menunggu kehadiran saudaraku yang lainnya. Masakan khas lebaran dan aneka jajanan tak pernah luput dari ingatan.
Ibu betapa hampa rasanya tanpamuđsepi tak ada keceriaan seperti dulu saat menyambut idul fitri. Tradisi mudik yang selalu kunanti tak lagi ada. Andai kau tahu betapa besar penyesalanku padamu, betapa besar rasa sedihku kehilanganmu, betapa ingin kupeluk tubuhmu dan betapa besar keinginanku membisikkan kata betapa aku sayang padamu.
Bu...kami rindu, kami bingung hendak kemana menuju saat ini. Rumah yang dulu selalu menjadi tempatku pulang rasanya sudah tak sama lagi. Tak ada lagi orang yang kucari disana.
Bu...maafkan bungsumu ini yang tak pernah bisa membahagiakanmu dan memenuhi semua keinginanmu. Aku tahu bu aku selalu mengecewakanmu, maafkan aku bu maafkan aku.
Untuk mengenangmu, aku selalu menceritakan tentangmu kepada cucu-cucumu. Kadang berharap kau turut mendengar dan supaya kau tahu betapa bangga aku memilikimu. Doakan aku ya bu agar aku bisa menjadi lebih baik dan selalu menjaga keluargaku, membesarkan dan mendidik anak-anakku. Ibu yang tenang di sana, insyaAllah kita akan berkumpul kembali di surga. Tunggu kami bu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar