Bu, kini aku telah menjadi seorang ibu sepertimu. Kini aku bisa merasakan apa yang kau rasa dulu. Masalah demi masalah datang silih berganti seolah antri untuk diselesaikan lebih dahulu.
Bu, mungkin aku tak sekuat dirimu. Tapi setidaknya aku tak hanya pasrah diam membeku. Aku sudah berusaha semampuku dan sekuatku.
Bu, aku hanya lelah dan bosan dengan hidupku. Semakin keras usahaku maka masalah semakin besar menghampiriku. Seolah tak ada kedamaian dan ketenangan untukku. Mungkin juga ini salahku Bu yang sejak dulu tak pernah mendengarmu. Berat himpitan hidup sering membuatku putus asa dan tak berdaya. Cacian, hinaan dan hujatan telah biasa ku telan. Aku hanya ingin kuat dan tetap berdiri walau badai terus berusaha merobohkanku.
Bu, beri aku sedikit kekuatan untuk tetap berpijak pada pendirianku. Aku selalu yakin badai ini segera berlalu. Namun aku juga manusia biasa yang selalu mengeluh. Peluk aku Bu, dekap aku walau itu semu. Aku ingin mencurahkan segala keluh kesahku.
Ibu, aku lemah aku tak berdaya. Aku terombang ambing kesana kemari tanpa arah. Aku selalu mencari pembenaran atas sikapku. Aku ingin dukungan agar aku tak menyerah.
Bu, aku rindu. Aku ingin pulang seperti dulu. Ada kedamaian di rumah kita. Ada kehangatan di setiap sudut rumah. Ada dirimu Bu yang kurindu. Aku rindu sosokmu, masakanmu, tatapanmu dan kemarahanmu. Ibu walau kita tak pernah dekat tapi aku tahu kau sangat menyayangiku. Maafkan aku ya Bu belum bisa memuliakanmu hingga akhir hayatmu. Percayalah Bu bahwa aku juga mencintaimu. Lihat aku dari atas sana ya Bu, lihat cucu - cucumu yang lucu, titip pesan juga untuk Tuhanku ya Bu agar memberiku kebahagiaan dan kemudahan dalam setiap langkahku. Tunggu aku di surga ya Bu. Kelak kita pasti akan bertemu. I love you Ibu.🥺